Kamis, 22 November 2012

Apa itu Heat Cramps, Heat Exhaustion & Heat Stoke

1. Heat Cramps Heat Cramps ( Kram Karena Panas ) adalah kejang otot hebat akibat keringat berlebihan, yang terjadi selama melakukan aktivitas pada cuaca yang sangat panas.
Heat cramps disebabkan oleh hilangnya banyak cairan dan garam ( termasuk natrium, kalium dan magnesium ) akibat keringat yang berlebihan, yang sering terjadi ketika melakukan aktivitas fisik yang berat. Jika tidak segera diatasi, Heat Cramps bisa menyebabkan Heat Exhaustion.

Gejalanya :
- Kram yang tiba – tiba mulai timbul di tangan, betis atau kaki.
- Otot menjadi keras, tegang dan sulit untuk dikendurkan, terasa sangat nyeri.
Penanganannya :
- Dengan meminum atau memakan minuman / makanan yang mengandung garam.




2. Heat Exhaustion Heat Exhaustion ( Kelelahan Karena Panas ) adalah suatu keadaan yang terjadi akibat terkena /terpapar panas selama berjam – jam, dimana hilangnya banyak cairan karena berkeringat menyebabkan kelelahan, tekanan darah rendah dan kadang pingsan.
Jika tidak segera diatasi, Heat Exhaustion bisa menyebabkan Heat Stroke.

Gejalanya :
- Kelelahan.
- Kecemasan yang meningkat, serta badan basah kuyup karena berkeringat.
- Jika berdiri, penderita akan merasa pusing karena darah terkumpul di dalam pembuluh darah tungkai, yang melebar akibat panas.
- Denyut jantung menjadi lambat dan lemah.
- Kulit menjadi dingin, pucat dan lembab.
- Penderita menjadi linglung / bingung terkadang pingsan.
Penanganannya :
- Istirahat didaerah yang teduh.
- Berikan minuman yang mengandung elektrolit.







3. Heat Stroke
Heat Stroke adalah suatu keadaan yang bisa berakibat fatal, yang terjadi akibat terpapar panas dalam waktu yang sangat lama, dimana penderita tidak dapat mengeluarkan keringat yang cukup untuk menurunkan suhu tubuhnya. Jika tidak segera diobati, Heat Stroke bisa menyebabkan kerusakan yang permanen atau kematian. Suhu 41° Celsius adalah sangat serius, 1 derajat diatasnya seringkali berakibat fatal.
Kerusakan permanen pada organ dalam, misalnya otak bisa segera terjadi dan sering berakhir dengan kematian.

Gejalanya :
- Sakit kepala.
- Perasaan berputar ( vertigo ).
- Kulit teraba panas, tampak merah dan biasanya kering.
- Denyut jantung meningkat dan bisa mencapai 160-180 kali/menit ( normal 60-100 kali / menit ).
- Laju pernafasan juga biasanya meningkat, tetapi tekanan darah jarang berubah.
- Suhu tubuh meningkat sampai 40 – 41° Celsius, menyebabkan perasaan seperti terbakar.
- Penderita bisa mengalami disorientasi ( bingung ) dan bisa mengalami penurunan kesadaran atau kejang.
Penanganannya :
- Pindahkan korban dengan segera ketempat yang sejuk, buka seluruh baju luarnya.
- Bungkus korban dengan selimut yang sejuk dan basah. Usahakan agar selimut tetap basah. Dinginkan korban hingga suhunya mencapai 380 Celcius.
- Saat temperatur mencapai 380 celcius, ganti selimut basah dengan yang kering, lanjutkan perawatan pada korban secara hati – hati.










Selasa, 23 Oktober 2012

Balut & Bidai

1. Pembalutan
Tujuannya:

  • Untuk mengurangi atau menghentikan perdarahan
  • Untuk meminimalkan kontaminasi
  • Untuk stabilisasi benda yang menancap

Kapan dilakukan:
  • Pada luka terbuka yang memungkinkan terkontaminasi dengan lingkungan luar
  • Ada perdarahan eksternal, sehingga darah mengalir melalui luka yang ada
  • Ada luka tusuk dengan benda yang masih menancap, dengan kemungkinan benda tersebut menembur arteri atau pembuluh darah besar

Alat balut:
  • Kassa atau kain, banyak tenaga medis yang menggunakannya dalam kondisi kegawatan
  • Elastic bandage, mudah penggunaannya dan juga elastis sehingga hasil balutan juga bagus

Bagaimana
:
  • Bebat tekan untuk perdarahan eksternal
  • Balutan donat untuk stabilisasi benda yang menancap

2. Pembidaian
Tujuannya:
  • Immobilisasi sehingga membatasi pergerakan antara 2 bagian tulang yang patah saling bergesekan
  • Mengurangi nyeri
  • Mencegah kerusakan jaringan lunak, pembuluh darah dan syaraf di sekitarnya

Kapan dilaksanakan:

  • Pasien dengan multiple trauma
  • Jika terdapat tanda patah tulang pada ekstremitas

Prinsip Umum Pembidaian

  • Lihat bagian yang mengalami cedera dengan jelas
  • Periksa dan catat sensasi, motoris dan sirkulasi distal sebelum dan sesudah pembidaian
  • Jika terdapat angulasi hebat dan denyut nadi tidak teraba, lakukan fiksasi dengan lembut. Jika terdapat tahanan, bidai ekstremitas dalam posisi angulasi.
  • Tutup luka terbuka dengan kassa steril sebelum dibidai, pasang bidai di sisi yang jauh dari luka tersebut
  • Gunakan bidai yang dapat mengimobilisasi satu sendi di proksimal dan distal jejas
  • Pasang bantalan yang memadai
  • Jangan mencoba untuk menekan masuk kembali segmen tulang yang menonjol, jaga agar ujung segmen fraktur tetap lembab
  • Jika ragu akan adanya fraktur, lakukan pembidaian pada cedera ekstremitas

Jenis Bidai

  • Bidai Kaku/Rigid Splint (bahan apapun, kayu, logam)
  • Bidai Lunak/Soft Splint (air splint, bantal)
  • Bidai Traksi/Traction Splint (Thomas splint, hare traction splint)



Web site  :   www.sigma-emergency.blogspot.com

Jumat, 31 Agustus 2012

Spesifikasi Ambulans Gawat Darurat Medik

Landasan Hukum

Kepmekes No. 0152/YanMed/RSKS/1987, tentang Standarisasi Kendaraan Pelayanan Medik.
Kepmenkes No 143/Menkes-kesos/SK/II/2001, tentang Standarisasi Kendaraan Pelayanan Medik.
Diperlukan standarisasi perlengkapan umum dan medik pada kendaraan ambulans AGDT, khususnya untuk keseragaman dan peningkatan mutu pelayaan rujukan kegawatdaruratan medik.
Yang diatur dalam Kepmenkes adalah jenis kendaraan :
1. Ambulans transportasi;
2. Ambulans gawat darurat;
3. Ambulans rumah sakit lapangan;
4. Ambulans pelayanan medik bergerak;
5. Kereta jenazah.
6. Ambulans udara.


Acuan lain

Surat Ketua IKABI, nomor 005./IKABI/PP/VIII/2002, tanggal 12 Agusutus 2002, perihal : Spesifikasi AGD 118 Homepage : http://www.ikabi.or.id
Diperlukan rekomendasi komisi trauma IKABI atas ambulans yang dibuat atau di supplay oleh perusahaan karoseri lokal.

AMBULANS TRANSPORT 


Tujuan Penggunaan :
Pengangkutan penderita yang tidak memerlukan perawatan khusus/ tindakan darurat untuk menyelamatkan nyawa dan diperkirakan tidak akan timbul kegawatan selama dalam perjalanan.
Persyaratan Kendaraan :
Teknis
Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak
Warna kendaraan : putih (DKI warna hijau lapis )
Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/ emergency, disamping kanan dan kiri tertulis : ambulans dan logo : bintang enam biru dan ular tongkat.
Ruang penderita mudah dicapai dari tempat pengemudi
Tempat duduk bagi petugas dan keluarga di ruangan penderita
Dilengkapi sabuk pengaman untuk petugas dan penderita
Ruangan penderita cukup luas untuk sekurang-kurangnya satu tandu
Ruangan penderita berhubungan langsung dengan tempat pengemudi
Gantungan infus terletak sekurangnya 90 sm di atas tempat penderita
Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita
Lampu ruangan secukupnya/bukan neon, dan lampu sorot yang dapat digerakan
Lemari obat dan peralatan
Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah
Sirine dua nada
Lampu rotator warna merah dan biru, di tengah atas kendaraan
Radio komunikasi dan atau radio genggam di ruang kemudi
Tersedia peta wilayah
Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasa Indonesia
Tanda pengenal ambulans transportasi dari bahan pemantul sinar
Kendaraan mudah dibersihkan, lantai landai dan batas dinding dengan lantai tidak menyudut
Dapat membawa inkubator transport
Persyaratan lain sesuai peraturan perundangan yang berlaku

Medis
Tabung oksigen dengan peralatannya
Alat penghisap cairan/lendir 12 Volt DC
Peralatan medis PPGD (tensimeter dengan manset anak-dewasa, dll)
Obat-obatan sederhana, cairan infus secukupnya 


Petugas
1 (satu) supir dengan kemampuan BHD (bantuan hidup dasar) dan berkomunikasi
1 (satu) perawat dengan kemampuan PPGD 



Tata tertib
Sewaktu menuju tempat penderita boleh menghidupkan sirine dan rotator
Selama mengangkut penderita hanya menggunakan lampu rotator .
Mematuhi semua peraturan lalu lintas
Kecepatan kendaraan maksimum 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan.
Petugas membuat/ mengisi laporan selama perjalanan yang disebut dengan lembar catatan penderita yang mencakup identitas, waktu dan keadaan penderita setiap 15 menit.
Petugas memakai seragam awak ambulans dengan identitas yang jelas. 
















AMBULANS GAWAT DARURAT


Tujuan Penggunaan :
Pertolongan Penderita Gawat Darurat Pra Rumah Sakit
Pengangkutan penderita dawat darurat yang sudah distabilkan dari lokasi kejadian ke tempat tindakan definitif atau ke Rumah Sakit
Sebagai kendaraan transport rujukan.

Persyaratan :
Teknis Kendaraan
Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak
Warna kendaraan : kuning muda
Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/ emergency, disamping kanan dan kiri tertulis : Ambulans dan logo : Star of Life, bintang enam biru dan ular tongkat.
Menggunakan pengatur udara AC dengan pengendali di ruang pengemudi.
Pintu belakang dapat dibuka ke arah atas.
Ruang penderita tidak dipisahkan dari ruang pengemudi
Tempat duduk petugas di ruang penderita dapat diatur/ dilipat
Dilengkapi sabuk pengaman bagi pengemudi dan pasien
Ruang penderita cukup luas untuk sekurangnya dua tandu. Tandu dapat dilipat.
Ruang penderita cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri tegak untuk melakukan tindakan
Gantungan infus terletak sekurang-kurangnya 90 sm di atas tempat penderita
Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita
Lampu ruangan secukupnya/ bukan neon dan lampu sorot yang dapat digerakan
Meja yang dapat dilipat
Lemari obat dan peralatan
Tersedia peta wilayah dan detailnya
Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah
Sirine dua nada
Lampu rotator warna merah dan biru
Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi
Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasa Indonesia
Peralatan rescue
Lemari obat dan peralatan
Tanda pengenal dari bahan pemantul sinar
Peta wilayah setempat – Jabotabek
Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku
Lemari es/ freezer, atau kotak pendingin.
Medis
Tabung oksigen dengan peralatan bagi 2 orang
Peralatan medis PPGD
Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi
Suction pump manual dan listrik 12 V DC
Peralatan monitor jantung dan nafas
Alat monitor dan diagnostik
Peralatan defibrilator untuk anak dan dewasa
Minor surgery set
Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya
Entonok
Kantung mayat
Sarung tangan disposable
Sepatu boot 


Petugas
1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan berkomunikasi
1 (satu) perawat berkemampuan PPGD
1 (satu) dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS 


Tata tertib berkendara
Saat menuju ke tempat penderita boleh menghidupkan sirine dan lampu rotator. Selama mengangkut penderita hanya lampu rotator yang dihidupkan
Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku
Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan.
Petugas membuat/ mengisi laporan selama perjalanan yang disebut dengan lembar catatan penderita yang mencakup identitas, waktu dan keadaan penderita setiap 15 menit.
Petugas memakai seragam ambulans dengan identitas yang jelas. 


















AMBULANS RUMAH SAKIT LAPANGAN
Tujuan Penggunaan :
Merupakan gabungan beberapa ambulans gawat darurat dan ambulans pelayanan medik bergerak.
Sehari-hari berfungsi sebagai ambulans gawat darurat

Persyaratan :
Teknis Kendaraan
Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak
Warna kendaraan : kuning muda
Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/ emergency, disamping kanan dan kiri atas tanda : Ambulans dan logo : Star of Life, bintang enam biru dan ular tongkat.
Kendaraan menggunakan pengatur udara AC dengan pengendali di ruang pengemudi.
Pintu belakang dapat dibuka ke arah atas.
Ruang penderita tidak dipisahkan dari ruang pengemudi
Tempat duduk petugas di ruang penderita dapat diatur/ dilipat
Dilengkapi sabuk pengaman bagi pengemudi dan pasien
Ruang penderita cukup luas untuk sekurangnya dua tandu. Tandu dapat dilipat.
Ruang penderita cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri tegak untuk melakukan tindakan
Gantungan infus terletak sekurang-kurangnya 90 sm di atas tempat penderita
Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita
Lampu ruangan secukupnya, bukan neon dan lampu sorot yang dapat digerakan
Meja yang dapat dilipat
Lemari obat dan peralatan
Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah
Sirine dua nada
Lampu rotator warna merah dan biru terletak di atap sepertiga depan.
Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi
Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasa Indonesia
Peralatan rescue
Lemari obat dan peralatan
Tanda pengenal dari bahan pemantul sinar
Peta wilayah setempat – Jabotabek dan detailnya
Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku
Lemari es/ freezer, atau kotak pendingin.
Medis
Tabung oksigen dengan peralatan bagi 2 orang
Peralatan medis PPGD
Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi
Suction pump manual dan listrik 12 V DC
Peralatan monitor jantung dan nafas
Alat monitor dan diagnostik
Peralatan defibrilator untuk anak dan dewasa
Minor surgery set
Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya
Entonok / ..
Kantung mayat
Sarung tangan disposable
Sepatu boot 


Petugas
1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan berkomunikasi
1 (satu) perawat berkemampuan PPGD BTLS/BCLS
1 (satu) dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS
 


Tata tertib
Saat menuju ke tempat penderita boleh menghidupkan sirine dan lampu rotator
Selama mengangkut penderita hanya lampu rotator yang dihidupkan
Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku
Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan.
Petugas membuat/ mengisi laporan selama perjalanan yang disebut dengan lembar catatan penderita yang mencakup identitas, waktu dan keadaan penderita setiap 15 menit.
Petugas memakai seragam ambulans dengan identitas yang jelas.

AMBULANS PELAYANAN MEDIK BERGERAK 


Tujuan Penggunaan :
Melaksanakan salah satu upaya pelayanan medik di lapangan
Digunakan sebagai ambulans transport. .
Persyaratan
Teknis Kendaraan
Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak.
Berbentuk kontainer dan berfungsi sebagai poliklinik
Warna kendaraan : kuning muda
Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/ emergency, disamping kanan dan kiri atas tanda : Poliklinik dan logo : Star of Life, bintang enam biru dan ular tongkat.
Sirine satu atau dua nada
Lampu rotator warna merah dan biru di atap sepetiga depan
Kendaraan berpengatur udara /AC dengan pengendali di ruang pengemudi.
Ruang kerja cukup luas dan atap tinggi sehingga petugas dapat berdiri untuk melakukan tindakan dan gantungan infus tinggi sehingga cairan infus dapat menetes dengan lancar.
Meja kerja yang dapat dilipat
Tempat duduk petugas di ruang periksa yang dapat diatur/ dilipat
Dilengkapi sabuk pengaman bagi pengemudi dan penderita
Tempat tidur atau tandu dapat dilipat sekurangnya untuk satu pasien.
Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita
Generator 220/240 Volt AC dengan peralatannya, dan alih tegangan arus
Lampu ruangan secukupnya, bukan neon dan lampu sorot yang dapat digerakan
Lemari obat dan peralatan
Kapasitas penyimpanan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah
Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi
Peralatan rescue
Peta wilayah setempat – Jabotabek ,
Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku
Lemari es/ freezer, atau kotak pendingin.
Medis
Tabung oksigen dengan peralatan.
Peralatan medis PPGD (terlampir)
Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi
Suction pump manual dan listrik 12 V DC
Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya
Sarung tangan disposable
Sepatu boot 


Petugas
1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan berkomunikasi
Perawat berkemampuan PPGD dengan jumlah sesuai kebutuhan
Paramedis lain sesuai kebutuhan
Dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS
 


Tata tertib berkendara
Bila sangat dibutuhkan boleh menghidupkan sirine
Selama berangkat ke tujuan dan pulang, lampu rotator boleh dihidupkan
Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku
Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan.
Petugas membuat/ mengisi laporan catatan penderita.
Petugas memakai seragam ambulans dengan identitas yang jelas.



AMBULANS GAWAT DARURAT MEDIK SEPEDA MOTOR 


Tujuan Penggunaan :
Pertolongan Penderita Gawat Darurat pra Rumah Sakit, sebagai kendaraan pendahulu.
Persyaratan
Teknis Kendaraan
Kendaraan roda dua, bahan bakar minyak/ bensin
Silinder 100 cc atau lebih
Warna kendaraan : kuning muda – hijau
Tempat duduk dua orang
Sirine satu atau dua nada
Lampu rotator warna biru
Radio komunikasi atau radio genggam
Helmet, jaket dengan identitas dibuat dari bahan pemancar cahaya
Tanda pengenal tertulis gawat darurat/ Emergency dan logo : Star of Life, bintang enam biru dan ular tongkat.
Medis
Tabung oksigen dengan peralatan.
Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi
Alat pertolongan luka (terlampir)
Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya
Sarung tangan disposable
Sepatu boot 


Petugas  Sepeda Motor
2 (dua) orang perawat berkemampuan PPGD dan yang mempunyai SIM C sebagai pengemudi.

Tata tertib berkendara
Bila sangat dibutuhkan boleh menghidupkan sirine
Selama berangkat ke tujuan dan pulang, lampu rotator boleh dihidupkan
Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku
Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan.
Petugas membuat/ mengisi laporan catatan penderita.
Petugas memakai seragam ambulans dengan identitas yang jelas. 





















KERETA JENAZAH


Tujuan Penggunaan :
Merupakan kendaraan yang digunakan khusus untuk mengangkut jenazah
Persyaratan Kendaraan :
Teknis
Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak
Warna kendaraan : hitam, di kanan-kiri bertulis : Kereta Jenazah
Dilengkapi sabuk pengaman bagi penumpang
Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi
Lampu ruangan secukupnya, dan lampu sorot yang dapat digerakan
Sirine satu atau dua nada
Lampu rotator warna merah dan biru
Dapat mengangkut sekurangnya satu peti jenazah, dan ada sabuk pengaman peti jenazah.
Ruang jenazah terpisah dari ruang kemudi.
Tempat duduk/ duduk lipat bagi sekurang-kurangnya 4 (empat) orang di samping jenazah.
Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah
Tanda pengenal kereta jenazah dari bahan pemantul sinar
Gantungan karangan bunga di depan, samping kiri dan kanan.
Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku 


Petugas
1 (satu) pengemudi yang dapat berkomunikasi
1 (satu) pengawal jenazah atau lebih
 





Tata tertib berkendara
Sirine hanya digunakan saat bergerak dalam iringan jenazah dan mematuhi peraturan lalau lintas tentang konvoi
Bila tidak dalam iringan hanya boleh menghidupkan rotator.
Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku
Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan.


Minggu, 26 Agustus 2012

Apa Itu Luka Bakar ?


Luka bakar merupakan salah satu rasa nyeri yang sangat hebat yang pernah/dapat dialami seseorang adalah rasa nyeri yang diakibatkan oleh terbakar. Sewaktu luka bakar terjadi, terjadi rasa sakit yang sangat hebat karena ujung-ujung dari saraf rusak sehingga menimbulkan perasaan sakit yang terus menerus. Luka bakar dapat disebabkan oleh panas, kimia, listrik, cahaya, atau radiasi. Luka bakar menjadi penting karena dapat menyebabkan kematian.
Luka bakar mempunyai pembagian berdasarkan keparahannya, yaitu :

  • Derajat satu
Derajat ini hanya meliputi bagian luar dari kulit. Pada derajat ini tidak ditemukan adanya lepuh (bula). Luka bakar derajat satu merupakan yang paling sering terjadi. Luka ini akan sembuh dengan sendirinya tanpa menimbulkan bekas dalam waktu dua hingga lima hari.













  • Derajat dua
Kerusakan yang terjadi lebih dalam daripada derajat satu. Dapat terlihat adanya lepuh. Didapatkan rasa nyeri yang hebat. Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terlihat lebih tinggi daripada permukaan kulit normal. Luka bakar derajat ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu derajat dua dangkal (superfisial) dan derajat dua dalam (deep)















  • Derajat tiga
Kerusakan yang terjadi lebih dalam lagi daripada derajat dua. Tidak dijumpai adanaya lepuh. Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Tidak didapatkan rasa nyeri, karena ujung-ujung saraf sudah mengalami kerusakan bahkan kematian.













Kita sering menjumpai kejadian luka bakar di kehidupan kita sehari-hari. Entah itu karena kompor meledak, tersiram air panas, tersemprot air aki, atau bahkan karena usaha bunuh diri. Namun kita sering sekali bingung mesti berbuat bagaimana. Yang sering kita lihat di lapangan adalah jika terjadi luka bakar segera olesi dengan sabun, kecap, bubuk, atau bahan-bahan yang lainnya.
Pada dasarnya, prinsip yang harus kita pegang jika kita menghadapi kejadian luka bakar adalah :
  • Jauhkan korban dari sumber  yang menyebabkan luka bakar
  • Hentikan proses terbakar
Alirkan air biasa (jangan terlalu panas atau terlalu dingin) pada luka bakar. Cuci bersih bahan kimia (seperti air aki) dengan mengalirkan terus air selama 20 menit atau lebih. Lepaskan semua pakaian dan perhiasan yang mengganggu. Jika terdapat perlekatan pakaian pada kulit, gunting disekitarnya. Jangan berusaha untuk melepas pakaian yang sudah melekat pada kulit. 
  • Lakukan penilaian pertama
Tangani semua hal yang mengancam nyawa. Jika kita tidak dapat menangani, segera panggil bantuan kesehatan
  • Tutup luka bakar
Gunakan bahan yang steril untuk menutup luka bakar. Jangan gunakan mentega, salepe, lotion, antiseptik, atau es pada luka bakar. Jangan memecahkan lepuh yang ada.
  • Pertahankan korban dalam keadaan hangat
Jadi yang perlu diingat adalah jika kita menjumpai luka bakar, segera alirkan dengan air biasa yang mengalir. Jangan diberi salep, kecap, sabun, dll. Lalu setelah itu, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan penangan lebih Lanjut.






ISI KOTAK P3K

Cek secara berkala isi kotak P3K di rumah, agar pertolongan pertama selalu siap sedia. Pastikan, barang-barang ini, harus selalu ada di kotak P3K. 
  • Obat antiseptik. Berguna untuk membersihkan dan mengatasi luka ringan yang mengeluarkan darah, misalnya saat anak jatuh atau teriris benda tajam.
  • Obat batuk. Meski tidak menyembuhkan batuk, melainkan hanya meredakan gejala secara temporer, perlu menyimpan obat batuk di rumah untuk mengatasi serangan batuk di malam hari yang menyebabkan anak sulit tidur.  Konsultasikan ke dokter dalam pemberian obat batuk yang dijual bebas.
  • Obat demam, untuk anak umumnya mengandung zat aktif parasetamol atau asetaminofen. Bentuknya drops (tetes) atau sirup, diberikan jika suhu tubuh lebih dari 38° Celcius. Baca aturan pemberian dengan seksama, hubungi dokter jika demam berlanjut.
  • Obat asma hirup. Bala bantuan bagi anak asma, obat inhaler harus dengan resep dokter.
  • Oralit. Penting diberikan saat anak diare guna mencegah dehidrasi. Larutkan bubuk oralit ke dalam air matang dan minumkan pada anak 3-4 kali sehari.
  • Balsem. Oleskan ke dada, punggung dan lehernya ketika hidungnya tersumbat atau manakala cuaca dingin. Hangat dan lega kembali!
  • Obat gatal, tersedia dalam bentuk lotion atau bedak, mengobati gatal akibat  biang keringat, udara panas dan gigitan serangga. Juga sebagai antiseptik kulit, astringensia dan anti alergi.
  • Obat luka terbentur, salah satunya Trombhophop, merek dagang untuk jelly oles  yang  dapat mendinginkan, mengurangi nyeri dan mengurangi memar berkat zat aktif heparin.
  • Obat luka bakar, yang ada di pasaran, misalnya merek Bioplacenton,  umumnya mengandung bahan aktif Neomycin sulphate yang berfungsi sebagai antibiotik guna mencegah infeksi, inflamasi atau peradangan dan melebarnya luka.
  • Sabun cuci tangan tanpa air. Praktis untuk kebersihan tangan saat bepergian.
  • Nasal aspirator dan larutan NaCl, untuk mengatasi hidung tersumbat saat anak pilek.  
  • Plester luka. Melindungi luka kecil dari masuknya kuman penyakit.
  • Kasa steril. Menutup luka agak besar, misalnya untuk perawatan tali pusat bayi.
  • Cotton bud. Untuk membersihkan telinga bagian luar dan hidung si kecil.  
  • Baby oil. Banyak gunanya! Antara lain untuk membersihkan telinga bagian luar, membersihkan kerak kepala, dan memijat bayi.
  • Cold pack atau kompres dingin, membantu mencegah pembengkakan saat anak terbentur atau digigit serangga.  Simpan di freezer agar siap digunakan.
  • Gunting kuku. Menjaga agar kuku anak selalu pendek dan bersih.
  • Gunting kecil
  • Kapas bundar.

Kamis, 16 Agustus 2012

LIFTING AND MOVING


A.    Pengertian
Pemindahan darurat / Emergency Move
Adalah Suatu cara pemindahan penderita ketika dalam keadaan yang membahayakan baik dari lingkungan maupun penderita itu sendiri dengan mengabaikan kondisi yang dialami penderita.

B.    Prinsip pengangkatan penderita
Ada banyak prinsip yang dapat dijadikan panduan dalam perawatan pra rumah sakit, namun aspek yang utama adalah “DO NOT FURTHER HARM” atau “JANGAN MEMBUAT CEDERA SEMAKIN PARAH” dicetuskan oleh Hypocrates dan dijadikan panduan mulai dari penyakit sampai ke ruang operasi (ruang perawatan) hingga pasien pulang.
Syarat utama dalam mengangkat penderita tentulah fisik yang prima, yang juga terlatih dan dijaga dengan baik. Jika anda melakukan pengangkatan dan pemindhan dengan tidak benar, maka ini dapat mengakibatkan cedera pada penolong. Apabila anda melakukan cara pengangkatan yang tidak benar ini setiap hari, mungkin akan timbul penyakit yang menetap. Penyakit yang umum adalah nyeri pinggang bagian bawah ( low back pain), dan ini dapat timbul pada usia yang lebih lanjut.
1.       Posisi tulang punggung lurus / tetap tegak
Bayangkan bahwa tubuh anda adalah sebuah menara, tentu saja dengan dasar yang lebih lebar daripada bagian atas. Semakin miring menara itu, semakin mudah runtuh. Karena itu berusahalah untuk senatiasa dalam posisi tegak, jangan membungkuk ataupun miring.
2.      Gunakan otot paha untuk mengangkat, bukan punggung
Untuk memindahkan sebuah benda yang berat, gunakan otot dari tungkai, pinggul dan bokong, serta ditambah dengan kontraksi otot dari perut karena beban tambahan pada otot-otot ini adalah lebih aman. Jadi saat mengangkat jangan dalak keadaan membungkuk. Punggun harus lurus.
3.      Gunakan Otot fleksor ( otot untuk menekuk, bukan otot untuk meluruskan )
Otot Fleksor lengan maupun tungkai lebih kuat daripada otot Ekstensor. Karena itu saat mengangkat dengan lengan, usahakan telapak tangan menghadap kearah depan.
4.      Jarak antara kedua lengan dan tungkai selebar bahu
Saat berdiri sebaiknya kedua kaki agak terpisah, selebar bahu. Apabila cara berdiri kedua kaki jaraknya terlalu lebar akan mengurangi tenaga, apabila terlalu rapat akan mengurangi stabilitas. Jarak kedua tangan dalam memegang saat mengangkat (misalnya saat mengangkat tandu ), adalah juga selebar bahu. Jarak kedua tangan yang terlalu rapat akan mengurangi stabilitas benda yang akan diangkat, jarak terlalu lebar akan mengurangi tenaga mengangkat.
5.      Dekatkan Beban dengan Badan
Usakan sedapat mungkin agar titik berat beban sedekat mungkin dengan tubuh anda. Cedera punggung mungkin terjadi ketika anda menggapai dengan jarak jaun untuk mengangkat sebuah benda.



A.    Jenis Pemindahan Darurat
ada kondisi-kondisi tertentu dimana penderita harus dipindah segera dari lokasi kejadian untuk menghindari bahaya selanjutnya. Dalam kondisi seperti ini penolong tidak lagi memperthatikan kondisi/masalah penderita, sepeti misalnya patah tulang, luka atau gangguan jalan nafas sekalipun. Kondisi-kondisi yang mengharuskan untuk segera memindahkan penderita adalah sebagai berikut :
§  Kebakaran atau ancaman dari kebakaran. Kebakaran akan dapat merupakan sebuah ancaman berat, bukan hanya pada pederita tetapi juga pada penolong.
§  Ledakan atau ancaman ledakan
§  Ketidakmampuan untuk melindungi penderita dari bahaya lain di tempat kejadian.
Contoh dari bahaya ini :
o   Bangunan yang tidak stabil
o   Mobil terguling, bensin tumpah
o   Adanya bahan berbahaya ( hazardous Material – Hazmat )
o   Orang sekitar yang berprilaku yang mengancam
o   Kondisi cuaca buruk
§  Terpaksa memindahkan satu penderita agar dapat mencapai penderita lain, misalnya dala kecelakaan bis.
§  Ketika perawatan gawat darurat tidak dapat diberikan karena lokasi atau posisi penderita. Misalnya pada seorang yang terkena henti jantung-nafas, RJP hanya dapat dilakukan pada posisi tidur diatas dasat yang keras.
Bahaya terbesar pada saat memindahkan penderita cedera ( trauma 0 dalam keadaan darurat adalah kemungkinan memburuknya suatu cedera tulang belakang. Pilihlah cara memindahkan penderita yang seaman mungkin, dengan tetap memperhatikan kesegarisan tulang belakang dengan kepala penderita.

Jenis-jenis Pemindahan darurat :
1.       Tarikan lengan dan bahu ( Shoulder drag )
Cara melakukan tarikan lengan adalah anda berdiri pada sisi kepala penderita. Kemudian masukan lengan anda dibawah ketiak penderita dan pegang lengan bawah penderita. Silangkan kedua lengan openderita didepan dada, lalu tariklah penderita ke belakang. Dalam melakukan tindakan ini seringkali menghadapi kesulitan karena kai penderita tersangkut, poleh karena itu pemindahan ini dilakukan hanya kalau terpaksa saja.



1.       Tarikan baju
Dalam melakukan penarikan baju sebelumnya kedua pergelangan tangan penderita diikat dengan pakaian atai kain kasa agar tidak  tersangkut saat dilakukan penarikan. Kemudian cengkeram baju dibagian bahu penderita kemudian lakukan penarikan keartah penolong. Dlam melakukan hal ini hati-hati agar penderita tidak tercekik. Penarikan baju ini sebaiknya dilakukan dengan baju menarik pada ketiak penderita., bukan pada bagian leher. Tarikan baju hanya dapat dilakukan pada baju yang agak kaku.

2.       Tarikan selimut
Bila penderita sudah tertidur diatas selimut  atau Mantelnya lipatlah bagian selimut yang berda di kepala penderita, lalu tariklah penderita kebelakang. Janganlupa untuk menyimpulselimut pada bagian kaki, agar penderita tidak tergeser ke bawah.

3.       Tarikan Pemadam kebakaran ( fire fighter’ carry)
Memindahkan dalam keadaan darurat lainya termasuk enggendong penderita di belakang punggung dengan satu penolong seperti membawa tas punggung ( ransel ), dengan menopang penderita dari sisinya sambil berjalan oleh satu penolong, membopong penderita oleh satu penolong seperti membawa anak kecil, dan dengan cara mengangkat lalu membopongnya seperti cara pemadam kebakaran. Dibawah ini gambar cara mengangkat seperti pemedam kebakaran




Selasa, 08 Mei 2012

Pertolongan Pertama Pada Dehidrasi


Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh.
Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan
(misalnya minum). Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan
gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh.
Dehidarasi terjadi karena
§  kekurangan zat natrium
§  kekurangan air;
§  kekurangan natrium dan air.
Dehidrasi terbagi dalam tiga jenis berdasarkan penurunan berat badan, yaitu
Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan),
dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat
badan), dan dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen
dari berat badan).
Selain mengganggu keseimbangan tubuh, pada tingkat yang sudah sangat
berat, dehidrasi bisa pula berujung pada penurunan kesadaran, koma, hingga
meninggal dunia, atau tidak. Dan Jangan coba-coba menurunkan berat badan
dengan cara dehidrasi karena anda akan menanggung resiko gangguan pada
ginjal anda.

JANGAN pernah menganggap remeh rasa haus. Jika dibiarkan dalam jangka waktu yang lama bisa mengundang dehidrasi. Lebih lanjut, dehidrasi bisa menimbulkan tubuh yang lemas. Sebaiknya, kenali tanda-tanda dehidrasi berikut ini:

1. Sakit kepala bisa menjadi salah satu tanda dehidrasi
Jangan biarkan keluhan ini dibiarkan begitu saja. Minumlah air putih yang banyak secara perlahan.

2. Anda patut waspada jika warna urine cenderung gelap
Gejala yang satu ini diakibatkan karena Anda kurang mengonsumsi air putih.

3. Lesu dan mengantuk adalah bisa jadi tanda Anda tidak minum cukup air
Ini cara tubuh melambat untuk menghemat air. Cobalah untuk mengonsumsi air dingin secara perlahan.

4. Kekurangan air juga dapat menyebabkan kulit yang kering
Jika Anda sudah menggunakan pelembab kulit. Namun tetap terasa kering, itu adalah tanda bahwa Anda kurang minum.

5. Dehidrasi juga bisa ditandai dengan detak jantung yang meningkat
Usahakan untuk mencukupi tubuh dengan konsumsi air minimal 2 liter per hari.


Tips Mengetahui Gejala & Cara Mengatasi Dehidrasi


Saat melakukan banyak aktivitas, tanpa kita sadari tubuh bisa kekurangan

 cairan (air) dan Elektrolit (larutan ber-ion) sehingga tubuh jadi lemas dan tidak

bertenaga. Jangan biarkan hal ini terjadi, karena dapat merusak organ tubuh

secara perlahan.

Badan kita membutuhkan kadar air yang lebih banyak pada saat kita ; berada

di daerah yang beriklim panas, berada di dataran tinggi (jauh dari permukaan

laut), melakukan aktivitas yang menguras keringat, melakukan penerbangan

panjang, terkena flu dan diare, dalam masa pengobatan tertentu.

Gejala dehidrasi yaitu rasa haus yang berlebihan, pusing, frekwensi buang air

kecil menurun dan urine berwarna kuning gelap serta mengeluarkan bau yang

menyengat, mulut dan Hidung terasa kering, merasa lelah dan lemah, mual,

dan jantung berdetak lebih kencang.

Cara mengatasi dehidrasi :

- Jaga kadar cairan dan elektrolit dalam tubuh ; Walau air penting untuk

mencegah dehidrasi, tapi air tidak mengandung elektrolit. Jadi, air putih saja

tidak cukup untuk mengatasi dehidrasi. Untuk menambah kadar elektrolit,

makan kaldu sup yang kaya akan sodium, minum jus buah serta makan buah-

buahan dan sayur-sayuran yang mengandung banyak air dan potassium. Selain

itu juga ditambah energy drink, seperti Pocari Sweat.

- Kalau sudah merasa haus, pusing, dan lemas, segera hindari tempat yang
panas dan berteduhlah.


- Sebelum melakukan aktivitas outdoor, minumlah banyak air terlebih dahulu

dan jangan sampai menunggu haus.