I.
Pendahuluan
Sumber
daya alam yang dimiliki indonesia sangat berlimpah, salah satu diantaranya adalah minyak bumi, gas alam,
batubara dan masih banyak jenis yang lain. Hal ini yang menjadi pemicu bagi
investor asing maupun anak bangsa untuk mencoba memanfaatkanya dengan mendirikan perusahaan-perusahaan untuk
mengekplorasi tambang-tambang yang ada, supaya dapat dipergunakan untuk
keperluan dalam negeri maupun untuk ekspor.
Eksplorasi
tambang membutuhkan banyak element yang terlibat demi kelancaran dan kesuksesan
dalam proses pengelolaanya. Peralatan berat, tehnologi mutakhir kadang
didatangkan demi memuluskan tujuan ekslporasi tersebut. Terpenting lagi adalah
Sumber Daya Manusia yang merupakan aset yang sangat berharga dan tidak pernah
bisa tergantikan bagi perusahaan.
Keselamatan
dan Kesehatan kerja bagi karyawan
merupakan hal yang harus dipenuhi oleh perusahaan karena hal ini juga memang
telah diatur di perundang-undangan di republik ini.
Lokasi
penambangan sering kali terletak didaerah terpencil yang jauh dari sarana
kesehatan, hal ini yang bisa menyulitkan dalam melakukan pertolongan pertama
kepada karyawan yang mengalami kecelakaan kerja. Keberhasilan penyelamatan
terhadap korban di tentukan oleh kecepatan menemukan korban dan ketepatan dalam
melakukan pertolongan pertama. Hampir 85% kegagalan dalam menolong korban
adalah terjadi di fase pra rumah sakit,
korban meninggal saat di lokasi atau saat dalam perjalanan menuju klinik
perusahaan atau rumah sakit. Hal ini disebabkan karena salah dalam melakukan
tindakan pertolongan pertama. Korban yang tidak mendapat tindakan segera
setelah ditemukan akan mengalami kematian, ataupun segera dilakukan tindakan
setelah ditemukan tetapi dengan cara yang salah juga daat menyebabkan kematian
atau bahkan kecacatan.
Tindakan
preventif, promotif dan antisipatif
sangat perlu dilakukan oleh perusahaan untuk meminimalisir bahkan mencegah
terjadinya kecelakaan kerja. Membekali karyawan dengan Pelatihan Firs Aid
Training ( Pelatihan Pertolongan pertama) merupakan sebuah keharusan mengingat
pentingnya peran karyawan di sebuah perusahaan yang tidak tergantikan. Semakin banyak karyawan yang memahami cara
pertolongan pertama akan semakin baik bagi perusahaan untuk menjaga karyawanya
tetap produktif.
II.
System Pertolongan Pertama korban di Site
Pertolongan pertama tidak hanya
ditentukan oleh kecepatan korban ditemukan atau kecepatan dilakukan tindakan, tetapi harus ada sebuah
sistem yang terbangun dengan baik.
Komponen-komponen
sistem pertolongan pertama korban :
1.
Alarm Centre ( Pusat Informasi )
Alarm center peranya sangat vital, karena merupakan tempat
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber( departemen) kemudian harus mampu
mencatat dan memastikan keakuratan informasi tersebut serta mendistribusikan
informasi tersebut ke bagian yang berkaitandengan tepat dan akurat.
Kesalahan dan
ketidakakuratan dalam mengolah serta mengumpulkan informasi akan berakibat ketidaktepatan dalam
memberikan informasi sehingga selanjutnya akan berdampak terhadap kesalahan
dalam penyelesaian akhir.
Alat-alat komunikasi :
ü
Telepon
ü
Radio komunikasi (RIG)
ü
Handy Talky ( HT )
ü
White Board
ü
Spidol Penghapus
ü
Dan lain-lain
2.
Sarana Kesehatan
Keberhasilan pertolongan korban selanjutnya betumpu
kepada kelengkapan dan kesiapan sarana kesehatan yang dimiliki oleh perusahaan
tersebut .
a.
Klinik perusahaan
Ini
merupakan terminal pertama untuk korban mendapatkan pertolongan lanjutan
setelah dari tempat kejadian. Keberhasilan pertolongan yang dilakukan berkaitan
erat kelengkapan peralatan dan sumber daya manusia yang tersedia.
1) . Peralatan & Obat-obatan :
a)
Emergency Kit
o
Alat Airway
·
OPA ( Oropharingeal Airway )
·
NPA ( Nasopharingeal Airway )
·
Mouth Gag
·
Tongue spatel
·
Magil Forcep
·
Pinset Anatomis
·
Pinset Cirurgis
·
Suction Manual
·
Canul suction soft
·
Canul suction rigit
o
Alat Breathing
·
Nasal Canul
·
Reabreathing Mask
·
Non reabthiting Mask
·
Pocket mask
·
Bag Valve Mask
·
Canul Baging
o
Alat Circulation
·
Cairan ringer Laktat
·
Cairan Nacl 0,9%
·
IV Catheter no 14
·
IV Catheter no 16
·
IV Catheter no 18
·
IV Catheter no 20
·
IV Catheter no 22
·
IV Catheter no 24
·
Infus Set
·
Kassa gulung 5 cm
·
Kasa gulung 10 cm
·
Plester
·
Microfore
·
Alkohol
·
Betadin
·
Blood Set
·
Stuing
·
Gunting Verban
·
Gunting Jaringan
·
Spuit 3 cc
·
Spuit 5 cc
·
Spuit 10 cc
·
Spuit 20 cc
·
Spuit 50 cc
o
Alat Disability
·
Pen Light
·
Hamer
o
Alat Eksposure
·
Selimut
·
Gunting Baju
o
Alat Folley Catether
·
Catheter
·
Jelly
o
Alat Gastri Tube
·
NGT
·
Spuit 50 cc
o
Obat-obat Emergency
·
Adrenalin / Epineprin
·
Lidocain
·
Dexametason
·
Avil
·
Amiodarone
·
Aminophilin
b)
Alat-alat Evakuasi & Stabilisasi
o
Long Spine Board ( LSB )
o
Short Spine Board ( SSB )
o
Scoop Streacher
o
Tandu
o
Vacum Matras
o
Basket Streacher
o
Kendrik Ekstrikasi Device ( KED )
o
Bidai Kayu
o
Air Splint
o
Vacum Splint
o
Traction Splint
o
Mitela
o
Sling
c)
Ruang Periksa ( Observasi )
o
Brankar ( tempat tidur pasien )
o
Tiang Infus
o
Lemari Obat
o
Tempat cuci tangan
o
Minor set
o
Suction elektrik
o
AED ( automatic eletrical Defibrilation )
o
Cairan Infus
o
Bak Sampah
o
Meja Periksa
o
Lampu Sorot pasien
o
Obat-obatan
o
Hanscoon
o
Masker
d)
Alat-alat lain
o
Laken
o
Stik Laken
o
Tensimeter
o
Stetoscop
o
Timbangan Dewasa
o
Timbangan bayi
o
Tabung Oksigen
2) .
Sumber Daya Manusia
a)
First Responder
Orang awam yang dilatih untuk melakukan pertolongan
pertama pada korban. Keberhasilan dalam melakukan tindakan pertolongan pertama
pada korban akan menentukan tingkat cedera atau kesembuhan dari korban. Respons
time sangat berharga untuk keselamatan korban, karena korban yang henti nafas
dan henti jantung dalam waktu 4 sampai 6 menit tidak dapat pertolongan akan
meninggal. Hal ini terjadi karena sel-sel otak sudah tidak bisa bertahan untuk
tetap hidup karena cadangan
oksigen sudah menipis bahkan habis.
Jika korban sudah memasuki kematian biologis, ini
akan memengaruhi keberhasilan dalam penyelamatan, karena sel-sel otaknya
ireversible untuk kembalikan fungsinya seperti semula. First Aid Training ( FAT ) sangat diperlukan untuk
orang-orang awam, karena akan menentukan kondisi korban.
Kemampuan dasar yang harus dimiliki orang awam dalam
memberikan pertolongan pertama antara lain :
ü
Call For Help ( Kemampuan meminta tolong )
ü
Resusitasi Jantung paru
ü
Balut Bidai
ü
Evakuasi dan stabilisasi korban
ü
Initial asessment ( penilaian korban )
ü
Triage ( mengkatagorikan korban )
b)
Paramedik
Seorang profesional yang telah menyelesaikan
pendidikan dibidang keperawatan. Selain
pendidikan formal juga semestinya memiliki pelatihan-pelatihan lain yang bisa
menunjang keahlian danketerampilan bagi petugas paramedik.
Ideal Jumlah petugas paramedik dalam satu shif
adalah 2 orang. Ini berkaitan dengan
saat terjadi Trauma atau kecelakaan kerja pada karyawan, tidak bisa dilakukan
penanganan oleh satu orang paramedik, karena ada tindakan-tindakan yang
diharuskan dilakukan oleh beberapa orang.
Pelatihan minimal yang harus dimiliki oleh petugas
paramedik adalah :
ü
BTCLS ( Basic Trauma and Cardiak Life Support )
ü
Hyperkes
c)
Dokter
Adalah seseorang yang telah menyelesaian jenjang
pendidikan dalam waktu tertentu yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi
kedokteran. Aspek legalitas dari seorang dokter diperlukan karena mereka
diberikan mandat oleh undang-undang untuk melakukan tindakan medis terhadap
pasien.
Pelatihan – pelatihan yang mesti dimiliki :
ü
ATLS ( Advance Trauma Life Suport )
ü
ACLS Advance Cardiac Laife Suport )
3) .
Perlengkapan Administrasi
Fungsi Supporting system juga tidak kalah penting,
karena termasuk dalam rangkaian kegiatan pekerjaan. Pelaporan serta dokumentasi
dari tindakan yang telah dilakukan harus di simpan dengan baik dengan didukung
dengan sarana yang memadai.
Peralatan-peralatan
yang diperlukan :
ü
Komputer
ü
Printer
ü
Kertas HVS
ü
Bolpoin
ü
Spidol
ü
Meja kerja
ü
Kursi kerja
ü
Kartu pasien
ü
Binder
ü
Plastik obat
b.
Ambulans
Transportasi yang tersedia juga menjadi penyumbang
kesuksesan atau kegagalan dalam melakukan pertolongan korban. Sebagian besar
korban kecelakaan meninggal karena salah dalam memilih alat transportasi, ini
terjadi karena korban-korban tersebut mendapat tambahan cedera dari alt
tranportasi yang salah.
Ambulans merupakan salah satu alat transportsi yang
harus tersedia untuk mengangkut korban yang mengalami kecelakaan kerja, sampai
saat ini paradigma yang masih melekat di masyarakat tentang ambulans adalah
hanya sebatas alat untuk membawa korban saja atau alat untuk mengangkut
jenazah.
Standar ambulans yang harus dipenuhi untuk keperluan
pertolongan kasus-kasus emergency :
ü
Brankar ( Streacher )
ü
Emergency Kit
ü
Long Spine board ( LSB )
ü
Scoop Streacher
ü
Tabung Oxigen
ü
KED ( Kendrik Extrikasi Device )
ü
Neck Collar
ü
Head Stabilizer
ü
Spalk Kayu
ü
Vakum Splint
ü
Air Splint
ü
Suction Manual
ü
Suction Elektrik
ü
AED
ü
Monitor EKG
c.
Rumah Sakit Rujukan
Rumah sakit rujukan dibutuhkan ketika ada pasien yang
tidak mampu ditangani di klinik perusahaan. Kerjasama dengan rumah sakit yang
terdekat perlu dilakukan karena bisa menjadi tempat rujukan.
III.
Penutup
Tujuan tindakan pertolongan pertama
bertujuan mengurangi angka kematian dan mencegah kecacatan. System yang baik tidak bisa berjalan baik
jika tidak di barengi dengan latihan atau simulasi.