Selasa, 08 Mei 2012

Pertolongan Pertama Pada Dehidrasi


Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh.
Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan
(misalnya minum). Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan
gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh.
Dehidarasi terjadi karena
§  kekurangan zat natrium
§  kekurangan air;
§  kekurangan natrium dan air.
Dehidrasi terbagi dalam tiga jenis berdasarkan penurunan berat badan, yaitu
Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan),
dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat
badan), dan dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen
dari berat badan).
Selain mengganggu keseimbangan tubuh, pada tingkat yang sudah sangat
berat, dehidrasi bisa pula berujung pada penurunan kesadaran, koma, hingga
meninggal dunia, atau tidak. Dan Jangan coba-coba menurunkan berat badan
dengan cara dehidrasi karena anda akan menanggung resiko gangguan pada
ginjal anda.

JANGAN pernah menganggap remeh rasa haus. Jika dibiarkan dalam jangka waktu yang lama bisa mengundang dehidrasi. Lebih lanjut, dehidrasi bisa menimbulkan tubuh yang lemas. Sebaiknya, kenali tanda-tanda dehidrasi berikut ini:

1. Sakit kepala bisa menjadi salah satu tanda dehidrasi
Jangan biarkan keluhan ini dibiarkan begitu saja. Minumlah air putih yang banyak secara perlahan.

2. Anda patut waspada jika warna urine cenderung gelap
Gejala yang satu ini diakibatkan karena Anda kurang mengonsumsi air putih.

3. Lesu dan mengantuk adalah bisa jadi tanda Anda tidak minum cukup air
Ini cara tubuh melambat untuk menghemat air. Cobalah untuk mengonsumsi air dingin secara perlahan.

4. Kekurangan air juga dapat menyebabkan kulit yang kering
Jika Anda sudah menggunakan pelembab kulit. Namun tetap terasa kering, itu adalah tanda bahwa Anda kurang minum.

5. Dehidrasi juga bisa ditandai dengan detak jantung yang meningkat
Usahakan untuk mencukupi tubuh dengan konsumsi air minimal 2 liter per hari.


Tips Mengetahui Gejala & Cara Mengatasi Dehidrasi


Saat melakukan banyak aktivitas, tanpa kita sadari tubuh bisa kekurangan

 cairan (air) dan Elektrolit (larutan ber-ion) sehingga tubuh jadi lemas dan tidak

bertenaga. Jangan biarkan hal ini terjadi, karena dapat merusak organ tubuh

secara perlahan.

Badan kita membutuhkan kadar air yang lebih banyak pada saat kita ; berada

di daerah yang beriklim panas, berada di dataran tinggi (jauh dari permukaan

laut), melakukan aktivitas yang menguras keringat, melakukan penerbangan

panjang, terkena flu dan diare, dalam masa pengobatan tertentu.

Gejala dehidrasi yaitu rasa haus yang berlebihan, pusing, frekwensi buang air

kecil menurun dan urine berwarna kuning gelap serta mengeluarkan bau yang

menyengat, mulut dan Hidung terasa kering, merasa lelah dan lemah, mual,

dan jantung berdetak lebih kencang.

Cara mengatasi dehidrasi :

- Jaga kadar cairan dan elektrolit dalam tubuh ; Walau air penting untuk

mencegah dehidrasi, tapi air tidak mengandung elektrolit. Jadi, air putih saja

tidak cukup untuk mengatasi dehidrasi. Untuk menambah kadar elektrolit,

makan kaldu sup yang kaya akan sodium, minum jus buah serta makan buah-

buahan dan sayur-sayuran yang mengandung banyak air dan potassium. Selain

itu juga ditambah energy drink, seperti Pocari Sweat.

- Kalau sudah merasa haus, pusing, dan lemas, segera hindari tempat yang
panas dan berteduhlah.


- Sebelum melakukan aktivitas outdoor, minumlah banyak air terlebih dahulu

dan jangan sampai menunggu haus.

Sabtu, 05 Mei 2012

Pertolongan Pertama Pada Gigitan Ular Berbisa

 Ketika digigit ular, yang pertama kali harus dilakukan adalah memastikan jenis ularnya. Jika ada bekas taring, maka dipastikan yang mengigit adalah ular berbisa sehingga korbannya harus segera mendapat pertolongan pertama berikut ini. 

Selain ada bekas taring, ciri lain dari gigitan ular berbisa adalah munculnya rasa nyeri disertai perubahan warna pada lokasi gigitan dalam beberapa saat usai digigit. Dalam 10-15 menit, gejala lain yang menyertai adalah mual-muntah, pusing, gelisah dan kadang-kadang sesak napas. 

Pertolongan pertama untuk korban gigitan ular yang menunjukkan gejala-gejala tersebut seperti dikutip dari Net Doctor, Kamis (14/7/2011) adalah: 



1. Jangan panik 
Tidak semua gigitan ular mengandung bisa yang berbahaya, bahkan meski yang menggigit adalah spesies ular berbisa. Contohnya tidak semua gigitan Ular Derik mengeluarkan bisa, hanya 20-30 persen saja gigitan Ular Derik yang berbahaya. Begitu juga dengan Ular Karang hanya 50 persen saja gigitan yang mengeluarkan bisa. 

2. Kurangi gerak 
Setiap gerakan yang tidak perlu hanya akan menyebabkan bisa ular menyebar lebih luas melalui peredaran darah. Usahakan untuk tetap diam, sebisa mungkin gunakan alat transportasi dan jangan berjalan kaki untuk mencapai lokasi yang menyediakan pertolongan pertama. 

3. Cuci bekas gigitan 
Jika tersedia, gunakan sabun dan air matang untuk membersihkan luka sesegera mungkin. 

4. Cuci mata jika kena semburan bisa 
Beberapa spesies ular kobra yang hidup di Asia dan Afrika mampu menyemburkan bisa mematikan tanpa harus menggigit korbannya. Jika semburan ini mengenai mata atau lapisan mukosa tipis lainnya, segera cuci dengan air bersih. 

5. Ikat kuat-kuat daerah di sekitar luka (tidak dianjurkan untuk gigitan Ular Derik) 
Ikatan yang kuat di sekitar bekas gigitan dapat menghambat penyebaran racun hingga mendapatkan pertolongan lebih lanjut. Namun untuk gigitan Ular Derik yang racun atau bisanya sangat kuat, risiko kerusakan jaringan pada lokasi gigitan justru akan meningkat ketika diikat. 

6. Bawa ke dokter secepat mungkin 
Serum antibisa ular bisa didapatkan di Puskesmas atau tempat praktik dokter terdekat. Jika dalam perjalanan korban muntah-muntah, tempatkan dalam posisis duduk atau berbaring untuk memastikan muntahannya tidak menyumbat saluran napas. Meski sebagian besar racun ular beraksi lambat, sebaiknya jangan ditunda karena beberapa orang punya alergi racun ular yang membuatnya makin rentan terhadap kemungkinan terburuk. 

7. Jangan suntikkan antiracun sendiri 
Injeksi antiracun memang dibutuhkan dengan segera, namun sebagiknya tetap dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan yang terampil. Adanya pengotor pada alat suntik misalnya, kadang malah dapat membahayakan pasien.